Senin, 19 Januari 2009

Aku Rindu….

Sejak aku berada dikota Malang,aku menjadi sering merindukan senja……….memang dikota berhawa dingin ini aku sering kehilangan senja, senja berlari sangat cepat disini………….sebelum aku sempat puas pandangi rona merah dipucuk – pucuk cemara…….begitu pula aku sangat merindukan senja dikota Ronggolaweku,Tuban….tempat aku biasa pandangi senja yang biasa singgah diatap –atap laut,senja yang lalu pergi sambil membisikkan satu pesan………tapi apa ….bahkan aku tak mampu mengingatnya saat ini…
Seperti hari ini……..kulirik jam ditangan kananku….jam7.15 itu berarti senja tlah lewat tanpa aku sempat menyapanya…..
Kuturuni tangga lantai tiga kampusku…..sebuah kampus lembaga swasta yang kupilih untuk dapat melewati hidup dengan lebih baik.
Aku masih menyempatkan diri melirik keatas………berharap langit masih sedikit menyisakan rona merah untuk obat rinduku….pada senja….pada senja……….atau…….atau pada….pada apa…….


Benarkah aku merindukan senja……….aku tak tahu pasti……tapi senja selalu mampu membawaku kembali pada sesuatu yang sangat indah….tapi apa………akupun tak pernah mampu menyentuhnya……tak mampu melihatnya…….tapi aku tahu………sesuatu itu sering tiba – tiba datang…lalu mendekapku……..menyelipkan kedamaian yang indah….
Pernah aku menceritakan kisah cinta tak berarah ini keoada seorang teman…….tapi dia cuma tersenyum….mengganggapku berimajinasi…..
Aku juga sudah pernah datang kepada seorang teman yang kuliah pada jurusan Pendidikan Konseling disalah satu Perguruan Tinggi Negeri di Malang,berharap dia mampu meluruhkan ketakutanku akan perselingkuhan ganjil ini…..atau………mungkin sekedar agar aku bisa sedikit lega.
“Itu hal biasa Areta…cobalah untuk sedikit rileks,mungkin kamu terlalu lelah,atau mungkin juga……….”Dinda tak meneruskan kata – katanya.
“Atau apa Din?”tanyaku setelah beberapa lama Dinda tak meneruskan kata –katanya
“Ta…..mungkin….em….mungkin kamu masih stess karena gagal UMPTN……….maaf Reta…….aku…..”aku berdiri……..tersenyum kearah Dinda
“ha…..ha”. aku tertawa sejadinya
“Areta jangan tersinggung……..aku….
“Tidak ….tidak …Areta,aku nggak tersinggung….hanya masalahnya nggak sesederhana itu….jangan khawatir aku nggak tersinggung,dah ya aku pulang.”
Aku pulang tanpa menoleh Dinda….aku benar – benar nggak marah pada Dinda……..aku hanya merasa Dinda memang nggak ngerti kegelisahanku………..
Mungkin juga memang nggak ada yang mampu mengerti….
“Darimana Din?” Rani menyapaku,saat kubantingkan tubuh ketempat tidur,dia teman sekamarku……..anak gaul dan suka menilmati masa muda dengan segudang kekasih…
“Dari kost temanku!”
“Ooo…temanmu yang psikolog itu…..dah dikasih obat…….apa U dah sembuh…?”
“hhhhhhhhhhh……….”kutarik nafas panjang,yang pasti Rani pun mendengar desahku…
“Areta….Areta…..dah aku bilangin nggak usah pusing – pusing cari……kamu itu Cuma butuh pacar…..kamu tu cuma kesepian………coba deh chating kek……..ikut aku kediskotik kek………atau ikut anak –anak ke puncak tiap akhira pekan
“U bakal dapet banyak cowok sekaligus sembuh!”
Aku cuma bisa nyengir saat Rani menceramahiku……..bukannya aku nggak mau ikutin sarannya….tapi itu udah kulakukan berpuluh – puluh kali tapi……………aku masih merindukannya……..senja???????????
Aku mulai lelah dengan pencarianku…..
Kulangkahkan kakiku kesepanjang otakku menginginkannya………entah sudah berapa jauh…….hingga payah telah merajut pinta untuk berhenti.Kusandarkan jasad rapuhku dibangku sudut taman yang kutemukan. Menghamburkan segala kepenatan yang menghimpit……………bertubi –tubi ………meski terkadang perlahan tapi menghuncam pasti……
Apa sebenarnya yang kucari…… apakah aku benar – benar membutuhkannya,apakah aku akan benar – benar damai bila aku mampu menemukannya……..
Cericit burung – burung bergelayut diranting –ranting cemara………..membuatku melayang kembali kepada yang kucari…………….. ternyata hari tlah senja…………..senja…..
Apakah benar aku betul –betul mencintai dan merindukan senja……atau ……..atau ada yang lain…..yan selama ini kucari, kudambakan, dan kurindukan ……..
“Tidaaaaaaaaak…..!!!!!!!!”aku berteriak kencang….apa aku sudah benar –benar gila….
Kerinduanku semakin tak mampu kutahan ….aku sudah tak bisa mengendalikan diri lagi….rasa cinta ini meluap –luap tanpa arah…….tanpa sebab……..
Aku berlari semakin kencang…..dan lebih kencang lagi…….dan tiba –tiba aku tersungkur……..bersama suara adzan yang mengalun sayup –sayup diiringi senja yang menoreh merah dipucuk –pucuk cemara…….
Apakah ini yang kurindukan …….bukan senja…..tapi sesuatu yang selama ini membawa sang senja…..kini aku menemukan –NYA ….bukan karena pernah kehilangan –NYA , tetapi karena tlah lama tak mau mengetahui –NYA …..
Aku rindu…….aku rindu…..aku rindu DIA
Malang, sept ‘06
Di kirim oleh:
Dian Rahmawati
Mahasiswi STIE AsiA 2007


Baca Selengkapnya ...
Template by : kendhin x-template.blogspot.com